Abdul
Halim Fathani
Kecerdasan
menduduki tempat yang sangat penting dalam dunia pendidikan, namun seringkali
kecerdasan ini dipahami secara parsial oleh sebagian kaum pendidik. Hakikatnya,
kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu
masalah, lalu ia menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat
berguna bagi orang lain. Gardner menyatakan ada delapan kecerdasan dalam teori multiple intelligences, yaitu kecerdasan linguistik,
matematik, spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan
naturalis. Penelitian ini difokuskan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis gaya belajar siswa dalam menyelesaikan
masalah matematik ditinjau dari tingkat kecenderungan multiple intelligences.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Instrumen lembar tugas
yang digunakan merupakan salah satu contoh masalah matematik yang diambil dari
buku berjudul “Problem Solving – A Basic Mathematics Goal: Becoming a Better Problem Solver” yang diterbitkan oleh
Ohio Department of Education, Columbus, Tahun 1980. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IXB Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kepanjen Malang yang
memiliki tingkat kecenderungan kecerdasan matematik dan linguistik yang
ditentukan berdasarkan hasil multiple
intelligences research (MIR). Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan wawancara, observasi,
dan studi dokumentasi.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara umum gaya
belajar siswa dalam menyelesaikan masalah matematik menggunakan kombinasi tiga
gaya belajar, yaitu: visual, auditorial, dan kinestetik. Tetapi, pada tahap-tahap tertentu ada siswa yang menggunakan dua kombinasi
gaya belajar (visual–kinestetik dan visual–auditorial), dan ada siswa yang hanya menggunakan gaya belajar secara
visual. Secara umum, siswa memiliki kecenderungan tertinggi dalam menyelesaikan
masalah matematik dengan menggunakan gaya belajar visual. Dengan demikian, ketika guru melayani siswa sesuai dengan gaya belajarnya
yang didasarkan atas tingkat kecenderungan multiple
intelligences, maka dia akan mampu meningkatkan gairah belajar siswa dan
pemahaman terhadap materi, sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah sampai
tuntas. Selain itu, siswa menjadi sadar akan kemampuannya untuk menyelesaikan
masalah matematik, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan refleksi untuk terus
memacu semangat belajarnya menjadi lebih baik. Dengan memperhatikan gaya
belajar siswa dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memberi ruang
gerak bagi setiap individu siswa untuk mengembangkan kecerdasannya.
0 komentar:
Posting Komentar