Matematika Bisa Memprediksi Kapan akan Terjadi Serangan di Irak dan Afghanistan
Peristiwa-peristiwa kekejaman dalam sebuah peperangan seringkali terlihat terjadi secara acak. Tapi jika berkaitan dengan berbagai peristiwa serangan yang dilakukan kelompok perlawanan di Irak dan Afghanistan, kejadiannya tidak selalu random dan bisa diprediksi secara matematis.
Neil Johnson adalah seorang ahli fisika dari University of Miami. Ia bersama timnya mengklaim berhasil menemukan persamaan matematis yang bisa memprediksi kapan serangan-serangan seperti yang terjadi di Irak atau Afghanistan, bakal terjadi.
"Kami menemukan … bahwa ada semacam irama yang sama dan alasan dibalik angka-angka. Angka-angka itu bukan hanya mempercepat, tapi mempercepat dengan cara tertentu," kata Johnson pada Guy Ruz, pembawa acara All Things Considered.
Johnson dan tim risetnya mengumpulkan data-data yang tersedia secara terbuka tentang serangan-serangan militer yang fatal, yang terjadi di Irak dan Afghanistan. Dalam bentuk grafik, data-data itu mencipatkan sebuah kurva berbeda yang mengarah ke atas.
Menurut Johnson, bentuk kurva itu bukan sebuah kebetulan, angka-angka dari data-data itu mengikuti sebuah pola matematika yang khusus. Dalam kasus ini, pola yang terbentuk dituangkan ke dalam bentuk persamaan yang bisa dihitung hanya dengan kalkulator sederhana.
Sebagai contoh, misalnya dua serangan terjadi di wilayah umum yang sama. Lihat interval waktu antara dua kejadian itu, masukkan dalam sebuah persamaan dan hasilnya adalah perkiraan berapa hari lagi akan terjadi serangan selanjutnya.
Johnson mengakui bahwa hasil persamaan hanya estimasi saja. "Tapi ini lebih baik daripada tidak tahu apa-apa sama sekali," ujarnya.
Persamaan matematis yang dibuat Johnson dan timnya berdasarkan pada kurva yang mereka pelajari dari kelompok perlawanan terkait kapan mereka akan mengeksekusi serangan-serangan yang akan dilakukan.
"Ibarat sekelompok mahasiswa kedokteran yang sedang berusaha menyelesaikan sebuah tugas, misalnya tugas pembedahan. Para mahasiswa terus berlatih melakukan pembedahan, dan dalam jangka waktu tertentu, keahlian mereka jadi lebih baik dalam melakukan operasi dengan sukses … Dengan logika seperti itu pula, dalam kasus ini, sebuah kelompok perlawanana makin mahir melakukan serangan bom," ujar Johnson.
"Mereka (kelompok perlawanan) mendapatkan tugas tertentu, yang harus dilakukan diantara tugas-tugas lainnya, melakukan serangan mematikan terhadap pasukan militer koalisi. Dan ketika mereka melakukannya, mereka makin ahli. Dalam bentuk matematis yang spesifik, mereka makin mahir," jelas Johnson.
Ilmuwan fisika itu mengatakan, Departemen Pertahanan AS sangat tertarik dengan persamaan matematis yang ditemukan Johnson dan timnya, yang juga dipublikasikan di jurnal Science.
Saat ini, Johnson juga sedang melakukan penelitian yang lebih besar, didanai oleh Kantor Riset Angkatan Laut AS, untuk mengestimasi jumlah korban perang baik dari kalangan sipil maupun militer dengan lebih akurat. (kw/npr)
Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/matematika-bisa-memprediksi-kapan-akan-terjadi-serangan-di-irak-dan-afghanistan.htm#.UgxgaKw8IX4
0 komentar:
Posting Komentar