Yang Muda yang Mendunia
Matematika Selezat Sashimi
Mengagumi Bill Gates, Stefano doyan melahap rumus baru matematika.
VIVAnews - SEKILAS wajahnya mirip bintang film cilik
Mandarin yang gemuk nan lucu itu, Hao Shao Wen, alias Bo Bo Ho. Tapi,
dia agak pemalu. Perangai aslinya muncul bila sudah kenal akrab: dia
menjadi jenaka, sedikit jahil, dan menggemaskan. Umurnya 12 tahun,
dengan IQ 145. Nama lengkapnya Stefano Chiesa Suryanto.
Prestasinya luar biasa. Terbaru: medali emas dalam International Mathematics and Science Olympiad (IMSO 2008), olimpiade tingkat Sekolah Dasar. Stefano, alias Ano, sudah menyabet 70 tropi dan penghargaan, semuanya di bidang matematika. Pada ajang olimpiade itu pula Ano menyabet tropi “The Best Exploration”. Pada tahun sebelumnya, di ajang sama, Ano meraih medali emas serta tropi “The Best Theory”.
Prestasinya luar biasa. Terbaru: medali emas dalam International Mathematics and Science Olympiad (IMSO 2008), olimpiade tingkat Sekolah Dasar. Stefano, alias Ano, sudah menyabet 70 tropi dan penghargaan, semuanya di bidang matematika. Pada ajang olimpiade itu pula Ano menyabet tropi “The Best Exploration”. Pada tahun sebelumnya, di ajang sama, Ano meraih medali emas serta tropi “The Best Theory”.
IMSO 2008 digelar di Mataram Lombok, Nusa Tenggara Barat, November lalu. Ini turnamen unik. Semua soal dikemas dalam bahasa Inggris. Seleksinya lumayan ketat dengan dua tahap. Peserta harus lolos ujian tertulis, dan ujian soal eksplorasi. Tahapan itu bahkan tak dijumpai pada turnamen beken lainnya, seperti pada lomba Matematika Internasional Po Leung Kok.
“The Best Theory” pada IMSO diberikan kepada peserta yang sangat cakap menyelesaikan soal tertulis. Tropi lainnya, “The Best Exploration”, adalah hadiah bagi peserta yang mampu memecahkan soal matematik yang rumit itu dengan alat peraga.
Kalau saja Ano lebih teliti, boleh jadi Ano yang menggondol tropi tertinggi turnamen itu, The Best Overall. Nilai Ano saat itu 92,5. Dia kalah hanya 1 poin dari Wang Yung Kuang, peserta asal Taiwan. Wang akhirnya membawa pulang tropi The Best Overall. “Padahal, soal yang diajukan tak begitu sulit,” ujar siswa kelas 6 SD St Theresia Menteng Jakarta Pusat itu.
Tapi, pencapaian Ano belum bisa dipatahkan. Dia satu-satunya peserta menyabet medali emas dan tropi dua kali berturut-turut di IMSO. Malah, pada tahun lalu, Ano adalah juara termuda. Prestasinya juga bersinar di pelbagai ajang lain. Dia meraih medali perak untuk International Mathematics Competition 2008 di Chiang Mai Thailand, satu lomba untuk tingkat di atas SD.
Lalu ada sederet prestasi lain: The Best Overall Performance pada Po Leung Kok 12th Primary Mathematics World Contest 2008, dan gelar First Class Honour untuk Individual Performance. Medali emas pada Invitation Round Asia Pacific Mathematical Olimpiad for Primary Schools 2008, serta medali emas plus tropi Best of The Best pada 6th World Mathematics Competition 2008.
Prestasi Ano adalah hasil dari ketekunan orang tuanya, Ary Suryanto dan Widya. Sejak di bangku taman kanak-kanak, Ano sudah ikut kursus metode matematik semisal Kumon dan Sakamoto, memperdalam pemecahan soal matematika berlandaskan logika.
Ano juga tumbuh dalam disiplin ketat. Dia harus berkutat dengan rumus matematika 5-6 jam setiap hari. Ano hanya menonton TV pada hari libur. Itupun jika Ano sedang ingin. “Kami mengarahkan anak-anak kepada kegiatan lebih bermanfaat,” ujar Ary, 57 tahun, pengusaha kelahiran Purwokerto Jawa Tengah.
Ano lebih suka membaca komik ketimbang menonton TV. Dia doyan melahap komik kisah para tokoh besar di dunia ilmu pengetahuan seperti, Thomas Alva Edison, Henry Ford, Walt Disney, atau cerita pendiri Microsoft, Bill Gates.
Dia kagum dengan para tokoh itu, terutama, Bill Gates. Sebab, prestasi Bill membuat Ano terpacu belajar matematika. “Saya mau jadi programer”, kata Ano. Apalagi, ayahnya selalu meyakinkan Ano, bahwa dasar programming dan computing adalah Matematika. Lalu, soal hitung menghitung angka pun dikerjakan dengan riang. Bahkan Ano ngotot berjam-jam memecahkan soal-soal baru.
Rupanya, ada juga pengaruh keluarga . Kakak semata wayangnya, Bernando Vialli Suryanto, 16 tahun, pernah memperkuat tim olimpiade Matematika Indonesia, di ajang Asean Mathematics and Science Olympiad, pada 2003. Bernando juga pernah menjuarai lomba pemrograman tingkat nasional. Kini, dia belajar ilmu komputer di Singapura, dengan beasiswa pemerintah negeri itu.
Itu sebabnya Ano juga rajin mengutak-atik soal pemrograman. Dia juga ikut kursus komputer. “Saya sudah buat sekitar sepuluh program komputer,” ujar bocah berkaca mata minus 3,5 itu. Salah satunya, kata Ano, adalah program berhitung. Dia juga paham bahasa pemrograman C++, Visual Basic, serta Pascal. Saking keranjingan komputer, Ano sempat ngambek saat Ayahnya berniat memberhentikan kursus komputer.
Meski menguasai seluk beluk rumus matematika, Ano anak yang rendah hati. Di kelas, dia sering diminta teman-temannya memecahkan soal Matematika yang pelik. Wajar, soalnya untuk urusan matematika, dia langganan angka 10 di rapornya.
Suatu ketika, Ano pernah disodori soal Matematika tingkat SMA oleh seorang guru privat yang sedang mengajari siswa SMA lain. Ano mudah saja mengerjakannya, sementara dari sekian banyak siswa SMA itu, hanya satu saja yang bisa mengerjakannya.
Bahkan, pernah suatu saat, atas saran Kepala Sekolahnya, seorang guru Matematika hendak turut lomba Matematika tingkat guru, justru belajar soal logika Matematika dari Ano.
Di luar Matematika, Ano sama seperti anak-anak seusianya. Dia suka bermain, dan menonton film kartun di akhir pekan. Dia juga suka menggambar, main badminton, pergi ke mal bersama keluarga, dan menyantap makanan kesukaannya. “Sushi, sashimi, unagiii!” ujar Ano cergas, saat ditanya makanan kesukaannya.
Dia doyan makanan Jepang bergizi tinggi itu. Mungkin makanan itu merangsang kecerdasan otaknya, yang selalu diasah dengan rumus baru matematika. Yang sulit bagi Ano adalah memilih soal Matematika atau melahap Sashimi (daging ikan yang disajikan dengan bumbu). Dia selalu menjawab: “Memilih dua-duanya.” Bagi Ano, keduanya, sama lezatnya.
Sumber: http://sorot.news.viva.co.id/news/read/18086
0 komentar:
Posting Komentar