MATEMATIKA
Salsabila Chatib
Pagi hari, bagiku ...
Matematika itu indah
Seperti lukisan pulau dewata
Seperti alunan orkestra belantara
Mengiringi laju kaki ke gerbang sekolah
Menarik nafas panjang
Sepanjang perjalanan menakutkan
Menuju angka-angka misteri
Pagi agak siang, bagiku ...
Matematika itu seram
Seperti gerombolan serigala lapar
Megnerumuni seonggok daging hidup, yaitu aku ...
Keringat membanjiri bangkuku
Kala tak kutemukan rumus dan jawaban
Berputar-putar kepalaku
Kala tak kudapatkan petunjuk
Teramat sakit perutku
Kala waktu terus mengejarku
Dan berteriak ..
“Cepat selesaikan ... waktu habis!”
Siang hari, bagiku ...
Matematika adalah kutukan
Padahal hati kecil ini mencintai matematika
Hati kecil ini menyayangi matematika
Hanya ... mengapa dia sulit?
Apa benar dia sulit?
Atau .. aku yang bodoh
Tapi aku merasa tidak bodoh
Wahai guruku ... bantu aku
Atau aku tinggalkan saja ...
Malam hari, bagiku
Matematika adalah dongeng sebelum tidur
Menyelam dalam mimpi indah
Matematika menjadi sahabatku
Matematika menyenangkan
Matematika membuat aku hidup
Matematika membuat aku riang
Matematika membuat aku maju
Namun kala aku dibangunkan pagi
Aku sadar semua hanya mimpi
Dan aku harus bertemu dengan matematika lagi
Sampai kapan ini berputar ...?
Puisi yang berjudul Matematika di atas merupakan karangan seorang anak dari pak Munif Chatib (Bela namanya) yang
mengalami disleksia (Gangguan untuk sulit membaca) dan diskalkulia
(Gangguan menghitung). Katanya, Bela sama sekali gak suka matematika.
Kalau belajar gak pernah nyambung. Soal-soal menghitung tak pernah
dikerjakan. Sampai pada saatnya UN. Sangat menghawatirkan kepala
sekolahnya pada saat itu, karena Bela di angkatan pertama. Yang bila ada
siswanya yang tidak lulus, pasti mencoreng nama baik sekolahnya. Ketika
UN, Bela menyelesaikan begitu cepat, ini lebih meresahkan kepala
sekolahnya. Tambah tambah Bela malah membuat Puisi. Puisinya pun
diserahkan kepada kepala sekolahnya.
Sangat Mengagumkan. Ia mendapat nilai 8,5 (kalau tidak salah, pokoknya 8) anak yang tidak menyukai matematika sama sekali loh.
Singkat Cerita, pak Munif Chatib bertanya kepada Bela. Sampai tiga kali.
Menanyakan bahwa Bela meminta bantuan atau tidak untuk menyelesaikan
Soal'' matematika itu. Bela yang lama terdiam mulai berbicara. yang
intinya tapi baba gak boleh marah ya, kalau bela ternyata minta bantuan.
"Bantuan Kesiapa?" tanya Ayahnya. *Maaf lupa cerita persisnya* pokoknya
Bela bicara kalau ia minta bantuan ke Allah. :) " Bagaimana Caranya?"
Tanya ayahnya lagi.
Ternyata...
Dengan " TANGTINGTUNG " istilahnya anak-anaknya. tantingtung dengan
kancing bajunya ;D luar biasa bukan? ;D dan tanpa sepengatahuan ayahnya,
puisi yang berjudul "MATEMATIKA"nya itu dikirim ke sebuah lomba. Dan
LUAR BIASANYA lagi. puisinya yang ia buat di sisa waktu UNnya meraih
juara 1 se-JATIM. Subhanallah...
Sumber: http://snowsdreams.blogspot.com/2013/01/puisi-keren-yang-berjudul-matematika.html
Senin, 19 Agustus 2013
PUISI MATEMATIKA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar