oleh Abdul Halim Fathani
JIKALAU
mendengar “kata” Lukisan Foto sudah pasti kita akan membayangkan sebuah
lukisan dengan objeknya sebuah foto wajah atau lukisan yang tampilannya
mirip dengan foto hasil cetakan. Tidak semua orang memiliki keahlian
untuk melukis, namun hanya orang yang memiliki kecenderungan kecerdasan
visual-spasial yang bisa menghasilkan lukisan yang menarik dan bagus. Bagi
mereka yang memiliki kecenderungan kecerdasan visual-spasial dan
diikuti kecerdasan naturalis, maka dimungkinkan akan senang melukis
tentang pemandangan alam. Bagi yang memiliki kecenderungan kecerdasan
musikal di urutan berikutnya, bisa saja ia akan enjoy melukis jika diiringi dengan lantunan musik. Begitu juga bagi mereka yang memiliki kecenderungan di bidang kecerdasan lainnya.
Ketika kuliah
di jurusan Matematika UIN Maliki Malang, saya punya teman yang memiliki
kemampuan melukis “hitam-putih”. Ketika melihat sebuah gambar bagus,
baik itu pemandangan alam, foto tokoh, atau gambar lainnya yang
menurutnya bagus dan layak untuk dilukis, ia langsung –tanpa pikir
panjang- untuk segera melukisnya. Alat yang dibutuhkan pun cukup
sederhana, selembar kertas linen, bollpoint, penghapus, dan penggaris.
Dalam hal ini, ia memiliki kecenderungan (yang pertama) kecerdasan
visual-spasial, dan disusul –karena studi di jurusan matematika- dengan
kecerdasan logis-matematis.
Melukis
adalah membuat gambar “baru” yang harus memenuhi syarat-syarat yang
dinyatakan dalam geometri. Melukis, pada dasarnya merupakan rangkaian
kegiatan yang membutuhkan ketelitian dan ketepatan yang dibutuhkan
dengan perencanaan yang matang dengan memperhatikan pola-pola tertentu.
Aktivitas demikian merupakan salah satu ciri dari kecerdasan
logis-matematis. Oleh karena itu, lukisan merupakan proses untuk
mendapatkan dari gambar tertentu dalam geometri, seperti garis, sudut,
segitiga, lingkaran, yang biasanya menggunakan alat penggaris, jangka,
busur derajat, dan penggaris siku-siku.
Sementara,
kecerdasan visual-spasial merupakan kemampuan untuk mempersepsikan
dunia visual spasial secara tepat dankemampuan mentransformasikan pada
persepsi-persepsi demikian. Kecerdasan ini melibatkan kepekaan terhadap
warna, garis, bentuk, ukuran, luas dan hubungan-hubungan yang ada pada
unsur itu. Di dalamnya termasuk kemampuan memvisualisasikan, dan secara
grafis menggambarkan ide-ide visual dan spasial, serta secara tepat
mengorientasikan diri sendiri ke dalam matriks spasial.
Menggunakan
pendekatan matematika dengan sistem koordinat kartesius. Itulah yang
digunakan teman saya ketika memulai untuk melukis. Dalam menentukan
letak suatu titik pada bidang datar diperlukan patokan awal. Patokan
awal ini dibuat dari dua garis bilangan riil yang berpotongan saling
tegak lurus di titik nolnya, yang satu mendatar (horizontal) dan yang lain tegak (vertikal).
Garis yang mendatar dinamakan sumbu X, dan garis yang tegak diberi nama
sumbu Y. Dua sumbu yang saling tegak lurus itu dinamakan sistem
koordinat Kartesius tegak lurus atau cukup disebut koordinat Kartesius.
Dalam praktinya, ketika saya mengamati teman saya sewaktu menulis, ia nampak enjoy
dan telaten. Biasanya yang pertama kali ia buat pada kertas linen yang
akan menjadi tempat melukisnya adalah membuat sebuah garis koordinat
kartesius, yang terdiri atas sumbu vertikal dan horizontal. Begitu juga
dalam gambar yang akan dilukis, juga dilakukan hal yang sama.
Selanjutnya, teman saya tadi menentukan titik potongnya (x, y) dari
gambar yang akan dilukis, yang kemudian dijadikan pedoman untuk melukis
gambar yang baru. Hanya
dengan memanfaatkan sistem koordinat kartesius, dapat menjadi pijakan
untuk menjadi lebih teliti dan tepat ketika melukis sebuah gambar.
Aktivitas
teman penulis ketika melukis sebagaimana di atas, jika kita merujuk
pada teori kecerdasan majemuk yang digagas Howard Gardner (1983), maka,
sesungguhnya ia telah berhasil mencapai “kondisi akhir terbaiknya”,
yakni menjadi pelukis dengan “memanfaatkan” kecerdasan matematisnya.
Dengan demikian, ia telah berhasil menemukan gaya melukis yang cocok ia
gunakan untuk menghasilkan lukisan yang “bernilai”.[ahf]
0 komentar:
Posting Komentar