Oleh: Estina Ekawati, S.Si, M.Pd.Si,
(Staf PPPPTK Matematika)
Peran Matematika Sekolah
Sesuai dengan tujuan diberikannya
matematika di sekolah, kita dapat melihat bahwa matematika sekolah
memegang peranan sangat penting. Anak didik memerlukan matematika untuk
memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, dapat berhitung, dapat menghitung isi dan berat,
dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, dapat
menggunakan kalkulator dan komputer. Selain itu, agar mampu mengikuti
pelajaran matematika lebih lanjut, membantu memahami bidang studi lain
seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, dan
sebagainya, dan agar para siswa dapat berpikir logis, kritis, dan
praktis, beserta bersikap positif dan berjiwa kreatif.
Sebagai warga negara Indonesia yang
berhak mendapatkan pendidikan seperti yang tertuang dalam UUD 1945,
tentunya harus memiliki pengetahuan umum minimum. Pengetahuan minimum
itu diantaranya adalah matematika. Oleh sebab itu, matematika sekolah
sangat berarti baik bagi para siswa yang melanjutkan studi maupun yang
tidak.
Bagi mereka yang tidak melanjutkan
studi, matematika dapat digunakan dalam berdagang dan berbelanja, dapat
berkomunikasi melalui tulisan/gambar seperti membaca grafik dan
persentase, dapat membuat catatan-catatan dengan angka, dan lain-lain.
Kalau diperhatikan pada berbagai media massa, seringkali informasi
disajikan dalam bentuk persen, tabel, bahkan dalam bentuk diagram.
Dengan demikian, agar orang dapat memperoleh informasi yang benar dari
apa yang dibacanya itu, mereka harus memiliki pengetahuan mengenai
persen, cara membaca tabel, dan juga diagram. Dalam hal inilah
matematika memberikan peran pentingnya.
Sejalan dengan kemajuan jaman, tentunya
pengetahuan semakin berkembang. Supaya suatu negara bisa lebih maju,
maka negara tersebut perlu memiliki manusia-manusia yang melek
teknologi. Untuk keperluan ini tentunya mereka perlu belajar matematika
sekolah terlebih dahulu karena matematika memegang peranan yang sangat
penting bagi perkembangan teknologi itu sendiri. Tanpa bantuan
matematika tidak mungkin terjadi perkembangan teknologi seperti sekarang
ini.
Namun demikian, matematika dipelajari
bukan untuk keperluan praktis saja, tetapi juga untuk perkembangan
matematika itu sendiri. Jika matematika tidak diajarkan di sekolah maka
sangat mungkin matematika akan punah. Selain itu, sesuai dengan
karakteristiknya yang bersifat hirarkis, untuk mempelajari matematika
lebih lanjut harus mempelajari matematika level sebelumnya. Seseorang
yang ingin menjadi ilmuawan dalam bidang matematika, maka harus belajar
dulu matematika mulai dari yang paling dasar.
Jelas bahwa matematika sekolah mempunyai
peranan yang sangat penting baik bagi siswa supaya punya bekal
pengetahuan dan untuk pembentukan sikap serta pola pikirnya, warga
negara pada umumnya supaya dapat hidup layak, untuk kemajuan negaranya,
dan untuk matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan dan
mengembangkannya.
Fungsi matematika adalah sebagai media
atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajari materi
matematika diharapkan siswa akan dapat menguasai seperangkat kompetensi
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi matematika
bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran matematika, akan tetapi
penguasaan materi matematika hanyalah jalan mencapai penguasaan
kompetensi. Fungsi lain mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola
pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut
hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.
Dengan mengetahui fungsi-fungsi
matematika tersebut diharapkan kita sebagai guru atau pengelola
pendidikan matematika dapat memahami adanya hubungan antara matematika
dengan berbagai ilmu lain atau kehidupan. Sebagai tindaklanjutnya sangat
diharapkan agar para siswa diberikan penjelasan untuk melihat berbagai
contoh penggunaan matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam
mata pelajaran lain, dalam kehidupan kerja atau dalam kehidupan
sehari-hari. Namun tentunya harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa, sehingga diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran matematika di sekolah.
Siswa diberi pengalaman menggunakan
matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi
misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam
model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal
cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya. Bila seorang siswa
dapat melakukan perhitungan, tetapi tidak tahu alasannya, maka tentunya
ada yang salah dalam pembelajarannya atau ada sesuatu yang belum
dipahami. Belajar matematika juga merupakan pembentukan pola pikir dalam
pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di
antara pengertian-pengertian itu.
Dalam pembelajaran matematika, para
siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang
sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek
(abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh diharapkan siswa
mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi
ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan
berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui
contoh-contoh khusus (generalisasi). Di dalam proses penalarannya
dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya
itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa, sehingga
pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran
matematika di sekolah.
Fungsi matematika yang ketiga adalah
sebagai ilmu pengetahuan, oleh karena itu, pembelajaran matematika di
sekolah harus diwarnai oleh fungsi yang ketiga ini. Sebagai guru harus
mampu menunjukkan bahwa matematika selalu mencari kebenaran, dan
bersedia meralat kebenaran yang telah diterima, bila ditemukan
kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang
mengikuti pola pikir yang sah.
Dalam buku standar kompetensi matematika
Depdiknas, secara khusus disebutkan bahwa fungsi matematika adalah
mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan rumus dan
menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika,
kalkulus dan trigonometri. Metamatika juga berfungsi mengembangkan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram,
grafik, atau tabel.
Matematika diajarkan di sekolah membawa
misi yang sangat penting, yaitu mendukung ketercapaian tujuan pendidikan
nasional. Secara umum tujuan pendidikan matematika di sekolah dapat
digolongkan menjadi :
1. Tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian siswa2. Tujuan yang bersifat material menekankan kepada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan matematika.
Secara lebih terinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut:
- Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
- Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
- Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
- Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Ruang Lingkup Matematika Sekolah
Pembelajaran matematika di sekolah
diarahkan pada pencapaian standar kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan
pembelajaran matematika tidak berorientasi pada penguasaan materi
matematika semata, tetapi materi matematika diposisikan sebagai alat dan
sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Oleh karena itu, ruang lingkup
mata pelajaran matematika yang dipelajari di sekolah disesuaikan dengan
kompetensi yang harus dicapai siswa.
Standar kompetensi matematika merupakan
seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan
oleh siswa sebagai hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika.
Standar ini dirinci dalam kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok,
untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada
aspek tersebut didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak
ingin di capai.
Merujuk pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dicapai siswa maka ruang lingkup materi
matematika adalah aljabar, pengukuran dan geomerti, peluang dan
statistik, trigonometri, serta kalkulus.
- Kompetensi aljabar ditekankan pada kemampuan melakukan dan
menggunakan operasi hitung pada persamaan, pertidaksamaan dan fungsi.- Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan menggunakan sifat dan aturan dalam menentukan porsi, jarak, sudut, volum, dan tranfrormasi.
- Peluang dan statistika ditekankan pada menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara.
- Trigonometri ditekankan pada menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri.
- Kalkulus ditekankan pada mengunakam konsep limit laju perubahan fungsi.
Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika Sekolah
Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD dan MI sampai SMA dan MA, adalah sebagai berikut:1. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
3. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
4. Menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
Kecakapan di atas diharapkan dapat dicapai siswa dengan memilih materi matematika melalui aspek berikut:
1. Bilangan
a. Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
b. Menafsirkan hasil operasi hitung
2. Pengukuran dan Geometri
a. Mengidentifikasi bangun datar dan ruang menurut sifat, unsur, atau kesebangunan
b. Melakukan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas, volume, dan satuan pengukuran
c. Menaksir ukuran (misal: panjang, luas, volume) dari benda atau bangun geometri
d. Mengaplikasian konsep geometri dalam menentukan posisi, jarak, sudut, dan transformasi, dalam pemecaham masalah
3. Peluang dan Statistika
a. Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data
b. Menentukan dan menafsirkan peuang suatu kejadian dan ketidakpastian
4. Trigonometri
a. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah
5. Aljabar
a. Melakukan operasi hitung dan manipulasi aljabar pada persamaan, pertidaksamaan, dan fungsi, yang meliputi: bentuk linear, kuadrat, suku banyak, eksponen dan logaritma, barisan dan deret, matriks, dan vektor, dalam pemecahan masalah.
6. Kalkulus
a. Menggunakan konsep laju limit perubahan fungsi (diferensial dan integral) dalam pemecahan masalah
Standar Kompetensi Matematika Sekolah
Standar kompetensi dirancang secara
berdiversifikasi, untuk melayani semua kelompok siswa (normal, sedang,
tinggi). Dalam hal ini, guru perlu mengenal dan mengidentifikasi
kelompok-kelompok tersebut. Kelompok normal adalah kelompok yang
memerlukan waktu belajar relatif lebih lama dari kelompok sedang,
sehingga perlu diberikan pelayanan dalam bentuk menambah waktu belajar
atau memberikan remidiasi. Sedangkan kelompok tinggi adalah kelompok
yang memiliki kecepatan belajar lebih cepat dari kelompok sedang,
sehingga guru dapat memberikan layanan dalam bentuk akselerasi
(percepatan) belajar atau memberikan materi pengayaan.
Kemampuan matematika yang dipilih dalam
standar kompetensi dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
agar dapat berkembang secara optimal, serta memperhatikan pula
perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai
standar kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan
memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta
sifat-sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Bilangan
a. Melakukan dan mengunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
b. Menaksir hasil operasi hitung
2. Pengukuran dan Geometri
a. Mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang menurut sifat, unsur, atau kesebangunannya
b. Melakukan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas, volume, dan satuan pengukuran
c. Menaksir ukuran (misal: panjang, luas, volume) dari benda atau bangun geometri
d. Mengidentifikasi sifat garis dan sudut dalam pemecahan masalah
3. Peluang dan statistika
a. Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data (ukuran pemusatan data)
b. Menentukan dan menafsirkan peluang suatu kejadian
4. Aljabar
a. Melakukan operasi hitung pada persamaan, pertidaksamaan, dan fungsi, meliputi: bentuk linear, kuadrat, barisan dan deret, dalam pemecahan masalah.
Sementara itu, standar kompetensi mata pelajaran matematika untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut:
- Pengukuran dan geometri
2. Peluang dan Statistika
a. Menyusun dan menggunakan kaidah pencacahan dalam menentukan banyak kemungkinan
b. Menentukan dan menafsirkan peluang kejadian majemuk
c. Menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara dan memberi tafsiran
3. Trigonometri
a. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan manipulasi aljabar untuk merancang/menyusun bukti
4. Aljabar
a. Menggunakan operasi dan manipulasi aljabar dalam pemecahanmasalah yang beraitan dengan: bentuk pangkat, akar, logaritma, persamaan dan fungsi komposisi dan fungsi invers
b. Menyusun/menggunakan persamaan lingkaran dan garis singgungnya
c. Menggunakan algoritma pembagian, teorema sisa, dan teorema faktor dalam pemecahan masalah
d. Merancang dan menggunakan model matematika program linear
e. Menggunakan sifat dan aturan yang berkaitan dengan barisan, deret, matriks, vektor, transformasi, fungsi eksponen, dan logaritma dalam pemecahan masalah
5. Kalkulus
a. Menggunakan konsep limit fungsi, turunan, dan integral dalam pemecahan masalah
Sumber: http://p4tkmatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-matematika-sekolah/
0 komentar:
Posting Komentar